Selasa, 24 Mei 2016

Ketidaksempurnaan Pasar

Ketidaksempurnaan Pasar


Dimasa lampau yang sudah lampau sekali, ketidak sempurnaan pasar terjadi karena pembeli memiliki pengetahuan yang sangat terbatas sehingga penjual memainkan harga. Sebabnya adalah informasi yang tidak tersebar merata. Ketidak sempurnaan pasar memungkinkan pemasok/pedagang mendapat keuntungan yang berlipat.   

Didalam jaman informasi dan globalisasi ini, masyarakat luas sampai ke akar rumput sudah mendapatkan lebih cukup informasi dan memiliki kecakapan untuk menilai keadaan. Bukan saja penetapan harga tomat, kentang, rotan dan gula bahkan sebuah keputusan pemerintah tidak akan luput dari daya kritis rakyat kecil.   

Globalisasi adalah pembebasan rakyat dari ketidak sempurnaan pasar untuk menyediakan segala sesuatu dengan harga yang lebih terjangkau secara sistematis memberdayakan kompetisi pasar.   

Untuk segala sesuatu yang dapat dihasilkan Indonesia dengan efisien khususnya yang terbarukan, Indonesia mengekspor semaksimal mungkin sampai ke setiap sudut-sudut peradaban. Pada saat yang bersamaan, mengimpor yang tidak efisien di Indonesia. Berdasarkan pendekatan ini, Indonesia mengefisienkan dirinya sendiri juga ikut menefisienkan dunia. Sebuat pisau bermata dua. Satu dayung dua pulau. Kalau setiap negara berhasil berperan seperti ini, dunia menjadi damai. Didalam sejarah panjang peradaban manusia, pemicu peperangan adalah terancamnya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan.   

Jadi yang betul adalah Indonesia harus semakin menefisienkan ekonominya bukannya politisi-potitisi menyebarkan kabar yang membohongi rakyat mengenai sebuah permasalahan yang tidak perlu. Carilah isu lain untuk eksis bukan mengacaukan ketenteraman rakyat.   

Kalau politisi menunjuk-nunjuk tomat atau kentang dengan sebuah telunjuk kaki, rakyat jadi bingung, politisi untung. Lebih membingungkan lagi kalau pejabat juga terhasut oleh kompor politisi. Kalau pejabat keluar dari pakem, menjadi sasaran empuk. Siapa lagi yang rugi kalau bukan wong cilik bersama si pejabat yang menyimpangi pakemnya sendiri.   

Khusus mengenai rottan, harus betul-betul mencermati kenyataan bahwa “the  imperfect market is perfecting itself.” Mebel rottan Indonesia terlalu mahal sehingga banyak produk substitusi. Demand pasar mebel rotan lagi turun. Kalau menuruti hukum  ekonomi, pabrik mebel kudu banting harga ekspor supaya bisa menyerap pasokan rotan yang dilarang ekpor mentahnya. Otherwise just sell raw.

Kebijakan tahun 1985 – 2000 untuk membangun tembok border sudah tidak efektif karena the market is perfecting itself. Di pasar dunia Rottan adalah produk persaingan bebas. Furnitourist has no such power as palm oil. Free market is just perfect market. No much choice left.   

Globalisasi tidak dapat ditolak, karena bawah sadar wong sugih atau wong cilik atau wong kito, semua pada suka. Hasil dari globalisasi adalah penyempurnaan pasar. Memuliakan manusia. Oh my God. The world is socializing.   

Menjual ke luar negeri itu jangan menganggap luar negeri sebagai ancaman. Luar negeri is just luar negeri. Mereka bukan pasar. Asing is just asing. Mereka bukan pasar. Ketika menjual keluar negeri harus memahami hukum pasar. Jangan harap pembeli luarnegeri mau didikte seperti luarnegeri yang menjual ke Jakarta. Totally on the opposite. Kalau ada aturan negara mandeg, artinya perlu mencermati ada sesuatu yang terbalik. Kawan dikira maling.

Sumber : http://www.kompasiana.com/desonant/ketidak-sempurnaan-pasar_5509f1afa33311703d2e3c4e

Tidak ada komentar:

Posting Komentar